Zat aditif makanan adalah bahan kimia alami atau buatan yang
biasanya ditambahkan saat proses/pengolahan makanan dengan tujuan untuk
mempertahankan rasa, mengawetkan, atau malah menambah cita rasa makanan
tersebut.
Sayangnya, sejak pertama kali digunankan pada tahun 1900-an, zat
aditif makanan ini ternyata terbukti menimbulkan efek berbahaya pada tubuh,
terlebih pada anak-anak. Seperti perubahan tingkah laku, alergi, hingga
kerusakan pada sel-sel tubuh.
Setiap zat aditif makanan mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
pada tubuh. Sebagian menyebabkan perubahan hormon, kerusakan sel atau memicu
timbulnya penyakit seperti obesitas, migrain dan lain sebagainya.
TheAsianParent.com telah membahas tentang
hal ini di dalam beberapa artikel. Dan berikut kami meringkas sekaligus
melengkapi aditif makanan apa saja yang harus kita waspadai agar tidak merusak
kesehatan si kecil.
5 Zat aditif makanan yang paling banyak digunakan dan bahayanya
1. Bahan pewarna
buatan
Apapun jenis zat aditif makanan ini, apabila dimulai dengan nama
FD & C (misal FD&C Blue #1) merupakan pewarna makanan artificial
(buatan). Pewarna ini terkadang disebut dengan nama E102 (Tartrazine), E110
(Sunset Yellow), dan E129 (Allura red).
Pewarna ini adalah jenis yang paling banyak digunakan untuk pada
permen, sereal, bahkan yoghurt. Konsumsi pewarna buatan dalam jangka waktu lama
dapat menyebabkan migrain dan kanker kolon.
2. Bahan pengawet
kimia
Butylated hydroxyanisole (BHA/ E320), sodium/ natrium nitrat dan
sodium benzoat (natrium bensoat/soda benzoat/E211) banyak ditemukan pada
makanan kemasan seperti jelly, margarine, selai dan soft drink. Zat aditif makanan ini dapat
menimbulkan rasa pusing, nafas pendek, dan sakit maag.
3. Bahan pemanis
buatan
Aspartame, acesulfame-K, sakarin adalah nama-nama bahan pemanis
buatan yang banyak ditemukan dalam minuman soda diet dan jus buah. Penelitian
menunjukkan konsumsi jangka panjang terhadap zat-zat tersebut dapat menyebabkan
kerusakan hati, dan kesulitan bernapas.
4. Gula Tambahan
High fructose corn syrup (HFCS), corn syrup (gula jagung) dan
dekstrose adalah beberapa nama turunan dari pemanis yang banyak digunakan dalam
soft drinks, biskuit, saus tomat dan bahkan, yang sering disebut “makanan
sehat” seperti salad dressing. Konsumsi tinggi HFCS bisa
mengakibatkan obesitas, kerusakan hati dan meningkatkan kemungkinan diabetes
kelak di kemudian hari.
5. Garam tambahan
Saat garam ditambahkan pada banyak makanan, resiko menurunnya
kesehatan pun meningkat. Hal ini terjadi karena konsumsi garam berlebih yang
banyak terdapat makanan cepat saji dan kemasan.
Anak-anak yang menyukai makanan dengan kadar garam tinggi memiliki
kecenderungan kerusakan hati dan penyakit jantung. Jadi, perhatikanlah
kandungan garam yang tertera pada kemasan makanan dan pilihlah makanan dengan
kadar garam terendah.
Cara yang paling tepat menjauhkan anak-anak dari makanan dengan
aditif makanan adalah dengan membaca komposisi dan label nutrisi yang biasanya
terdapat dalam kemasan. Ajari dan jelaskan juga kepada si Kecil alasan mengapa
ia harus menghindarinya.
0 komentar:
Posting Komentar