Kamis, 03 Oktober 2013

pengaruh kata-kata dan air

Di perkuliahan kimia fisik tadi, dosen saya sempat membicarakan tentang air, keajaiban air. Air bisa berubah bentuknya tergantung apa yang kita ucapkan. Keajaiban ini ditemukan oleh orang Jepang, kata dosen saya.  Iya saya mengetahuinya, orang Jepang itu bernama  Masson Emoto. Dalam bukunya The Hidden Messages in Water. Dalam buku tersebut si Emoto membuktikan bahwa karakter kristal yang terbentuk dalam air beku dapat berubah ketika kata tertentu diarahkan padanya.

Air yang dihadapkan pada kata-kata indah semacam ‘kasih sayang’, ‘maaf’, ‘terima kasih’, cinta’ ternyata menunjukkan pola kristal mirip kepingan salju yang indah serta memiliki warna memukau. Sementara itu, air yang diberikan kata-kata yang jelek, bahkan bisa menyakitkan hati kita menghasilkan pola kristal yang kacau balau dan asimetris dengan warna-warna buruk.

Jadi Inget juga ketika mau UN, saya dan teman2 bawa air dan menghadap Abuya (pimpinan pondok) untuk minta didoakan air yang dibawa tersebut. Saya juga kurang mengerti waktu itu, apa maksudnya, hanya sekedar ikut-ikutan. Katanya kalau air yang di doain abuya membawa berkah. tidak hanya mau UN, kalau sakit, Gak betah dipondok. pengen pulang. Minta air aja ke abah. ahh kurang mengerti tentang itu, untung saja saya betah-betah aja. Berjalannya waktu akhirnya saya menemukan buku yang menjelaskan tentang pengaruh kata-kata.

Dalam buku si Masson juga menceritakan bahwa ada sebuah keluarga melakukan eksperimen dengan beberapa kendi berisi beras. Mereka menyiapkan dua kendi berisi beras, dan setiap hari selama sebulan mereka mengatakan ‘terima kasih’ pada kendi pertama. Sedangkan pada kendi kedua dikatakan ‘dasar bodoh’. Di akhir bulan, beras pada kendi yang mereka bisiki ucapan ‘terima kasih’ mengalami proses fermentasi, dengan bau lembut seperti ragi. Sedangkan beras dalam kendi kedua malah membusuk dan hitam. Yang punya kendi silahkan dicoba J.

Pengaruh kata-kata memang besar bahkan dapat mempengaruhi karakter seseorang. Itu terjadi di kehidupan saya. Saya pernah menjadi orang yang selalu diejeki oleh teman-teman, akhirnya saya nol prestasi yang membanggakan diri dan menjadi penyendiri. Saya juga pernah menjadi orang yang suka dipuji oleh teman-teman yang memberikan dampak kemajuan prestasi.

Dari penjelasan tentang air, saya menjadi mengerti dan berusaha menghindar diri dari ejekan-ejekan. Mengapa menghindar diri? Sudah kita ketahui bahwa tubuh manusia sebagian besar terdiri atas air. Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa jika tubuh kita sering menerima kata-kata negatif, itu sangat berpengaruh terhadap buruknya respons yang dikeluarkan oleh tubuh kita. Kita menjadi tidak percaya diri dan dampak negatif lainnya. Saran saya jangan mendengarkan lagu-lagu cengeng atau terkesan cengeng. Apalagi kalau galau, ludah galau denger lagu galau, tambah galau.

Sekarang kita telah mengetahui besarnya pengaruh kata-kata yang kita pilih terhadap kualitas kehidupan kita. Mulai kini, bijaksanalah dalam memilih kata (pesan untuk saya juga). Usahakan membiasakan diri banyak mendengar dan mengucapkan kata-kata yang bijak. Insya Allah hal baik akan terjadi pada kehidupan anda.
“jangan enggan mengapresiasi kerja keras manusia. Karena apresiasi sering kali memancing potensi dan mengundang prestasi” –Ahmad Rifa’i Rif’an--.



Minggu, 15 September 2013

Makalah Teori Behaviorisme



BAB I
PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behaviorisme dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Menurut teori behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984). Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000).  Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.


1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan tentang teori Behaviorisme adalah :
  1. Apakah pengertian Teori behaviorisme ?
  2. Siapa saja tokoh yang menganut aliran behaviorisme ?
  3. Bagaimana ciri dari teori belajar behaviorisme ?
  4. Apa saja prinsip dalam teori belajar behaviorisme?
  5. Bagaimana aplikasi dalam pembelajaran behaviorisme ?
  6. Bagaimana implikasi teori belajar behaviorisme ?
  7. Apakah tujuan pembelajaran teori behaviorisme ?

1.3       Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah dalam penulisan makalah ini, yaitu :
  1. Dapat menjelaskan pengertian teori behaviorisme
  2. Dapat memperbandingkan teori behaviorisme menurut para tokoh
  3. Dapat mengkategorikan ciri dari teori belajar behaviorisme
  4. Dapat menunjukan aplikasi dalam pembelajaran behaviorisme
  5. Dapat menunjukan implikasi dalam pembelajaran behaviorisme
  6. Dapat menyatakan pendapat tentang tujuan pembelajaran behaviorisme


BAB II
PEMBAHASAN


2.1       Pengertian Teori Behaviorisme
Seperti telah diketahui, behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913. Sama halnya dengan psikoanalisa, behaviorisme juga merupakan aliran yang revolusioner, kuat dan berpengaruh serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Sejumlah filsuf dan ilmuwan sebelum Watson dalam satu dan lain bentuk telah mengajukan gagasan-gagasan mengenai pendekatan objektif dalam mempelajari manusia berdasarkan pandangan yang mekanistis dan materialistis, suatu pendekatan yang menjadi ciri utama dari behaviorisme. Seorang di antaranya adalah Ivan Pavlov (1849-1936), seorang ahli fisiologi Rusia. [1]
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus).

2.2       Tokoh-Tokoh Aliran Behaviorisme
Tokoh-tokoh aliran behaviorisme di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran.
Teori Belajar Menurut Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000).
Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan (3) hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.
Teori Belajar Menurut Watson
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.
Teori Belajar Menurut Clark Hull
Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis (Bell, Gredler, 1991).

Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi.
Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Pebelajar harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).
Teori Belajar Menurut Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000).
Oleh karena itu, dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.

2.3       Ciri dari teori belajar behaviorisme             
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.
Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997).
Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.
 


2.4       Prinsip dalam Teori Belajar Behaviorisme
  1. Reinforcement and Punishment
            Reinforcement dan Punishment merupakan perlakuan pendidik kepada anak didiknya. reinforcement dan punishment juga merupakan strategi untuk mengajar dan mendidik siswa. Reinforcement dalam dunia pendidikan anak diartikan sebagai penghargaan yang diharapkan bisa meningkatkan sikap dan perkembangan positif pada anak didik. Biasanya reinforcement berupa hadiah dan pujian. Berikut adalah contohnya;
Hadiah kejutan untuk kesuksesan ulangan harian
Misalnya, anda adalah seorang ibu atau ayah yang sedang menjemput pulang anak anda. Di dalam perjalanan pulang atau boleh juga pada saat tiba di rumah, tanyakan pada anak anda apakah hari ini ada ulangan atau tidak, jika ada ulangan bagaimana hasilnya. misalnya anak anda mendapatkan nilai 8 atau 9, maka ajaklah anak anda untuk merayakan keberhasilannya mencapai nilai tersebut. Langkah ini telah terbukti mampu memacu semangat belajar siswa, maka di sinilah terjadi reinforcement. perlu diketahui bahwa untuk melakukan reinforcement tidak harus menunggu anak mendapatkan nilai 8 atau 9, namun berapapun nilainya, orang tua harus mensupport anak didik.
Ada beberapa wujud reinforcement yang sering dilakukan oleh pendidik. Pertama, reinforcement perayaan keberhasilan dengan memberikan hadiah berupa makanan, kedua, berupa ucapan selamat, dan ketiga berupa hadiah yang lain seperti menonton film kesukaannya, pergi piknik dsb.
            Punishment atau hukuman bukan hal yang baru lagi dalam dunia pendidikan. hukuman sudah terlalu mengakar tunggang dalam benak para pendidik dari jaman pendidikan yang penuh kekerasan hingga sekarang yang meskipun sudah di sana sini digembar gemborkan penghapusan kekerasan pada siswa tetap saja hukuman yang tidak membangun baik berupa kekerasan dan lainnya diterapkan dalam proses pembelajaran dan pendidikan.
contoh dari bentuk punishment yang tidak membangun banyak sekali ditemukan di sekolah, sebut saja siswa kena strap, harus berdiri dibawah tiang bendera. hukuman seperti demikian itu sama sekali tidak membangun. mestinya, ketika siswa melakukan sebuah pelanggaran, hukumlah mereka dengan sesuatu yang justru memberikan manfaat yang positif bagi mereka, misalnya dengan menghafalkan kosa kata bahasa inggris dengan jumlah tertentu dan masih banyak hukuman lainnya yang jauh lebih memberikan kontribusi positif.
2.      Primary and Secondary Reinforcement
            Reinforcers primer hampir selalu nyata. Mereka biasanya terdiri dari sesuatu yang anak bisa memegang atau merasa tapi mereka selalu melibatkan keinginan langsung. Contohnya termasuk bola favorit, terowongan, mainan, video, atau hal-hal lain yang membangkitkan indra seperti gelembung, menggelitik, pelukan atau meremas, tekstur, atau musik. Salah satu penguat utama yang paling mendasar adalah makanan. Makanan bisa menjadi penguat bahkan ketika anak Anda tidak lapar, jika camilan yang disukai. Strategi ini adalah untuk hanya memberikan jumlah yang sangat kecil dari makanan setelah menetapkan jumlah tanggapan sukses atau tugas. Camilan favorit bisa pergi sepanjang jalan jika dikelola dengan tepat. Hal ini juga penting untuk tidak membiarkan hal itu camilan atau objek menjadi terlalu memanjakan.
Reinforcers sekunder, sebagaimana disebutkan di atas dipelajari. Mereka intrinsik dan bermanfaat pada tingkat internal, memberikan siswa perasaan atau anticiaption sesuatu yang mereka akhirnya bergaul dengan suatu kegiatan. Sebagai contoh, pembacaan cerita pengantar tidur dapat dikaitkan dengan perasaan mengantuk jika selalu membaca pada sekitar waktu yang sama, di tempat tidur, sebelum tidur. Beberapa contoh lain dari penguatan sekunder meliputi pujian verbal, tersenyum, token, thumbs up, dan bertepuk tangan. Untuk siswa yang khas, pujian lisan biasanya cukup. Anak-anak menyadari bahwa mereka melakukan sesuatu yang baik ketika mereka mendapatkan kegembiraan dan senyum dari orang dewasa atau teman sebaya di sekitar mereka. Dengan anak-anak yang kekurangan empati sosial dan kemampuan untuk berhubungan dengan perasaan orang lain, pujian lisan ini perlu dipasangkan dengan sesuatu yang lain. Jika anak suka dipeluk atau diperas, Anda mungkin ingin memasangkan pujian lisan dengan pelukan besar untuk menciptakan yang baik, perasaan hangat.
3.      Schedules of Reinforcement
           Jadwal penguatan adalah aturan yang tepat yang digunakan untuk menyajikan (atau menghapus) reinforcers (atau punishers) mengikuti perilaku operant tertentu. Aturan-aturan ini didefinisikan dalam hal waktu dan / atau jumlah tanggapan yang diperlukan dalam rangka untuk menyajikan (atau menghapus) sebuah penguat (atau Punisher). Jadwal yang berbeda jadwal penguatan menghasilkan efek berbeda pada perilaku instrumental.
  1. Contingency Management
               Manajemen kontingensi atau penggunaan sistematis Penguatan adalah jenis perawatan yang digunakan di bidang kesehatan atau penyalahgunaan zat mental. Perilaku pasien dihargai (atau, lebih jarang, dihukum), umumnya, kepatuhan terhadap atau kegagalan untuk mematuhi aturan program dan peraturan atau rencana pengobatan mereka. Sebagai pendekatan untuk pengobatan, manajemen kontingensi muncul dari terapi perilaku dan diterapkan analisis perilaku tradisi dalam kesehatan mental. Dengan sebagian besar evaluasi, prosedur manajemen kontingensi memproduksi salah satu efek ukuran terbesar dari semua kesehatan mental dan intervensi pendidikan.
  1.  Stimulus Control in Operant Learning
            Kontrol stimulus dikatakan terjadi ketika organisme berperilaku dalam satu cara dengan adanya stimulus yang diberikan dan cara lain dalam ketiadaan. Misalnya, adanya tanda berhenti meningkatkan kemungkinan bahwa "pengereman" perilaku akan terjadi. Biasanya perilaku tersebut disebabkan oleh memperkuat perilaku di hadapan satu stimulus dan menghilangkan penguatan dengan adanya stimulus lain. Banyak teori percaya bahwa semua perilaku berada di bawah beberapa bentuk kontrol stimulus.  perilaku verbal adalah berbagai rumit perilaku dengan berbagai rangsangan pengendali.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme :
1.      Obyek psikologi adalah tingkah laku
2.      Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
3.      Mementingkan pembentukan kebiasaan.
Untuk mempermudah mengenal teori belajar behavioristik dapat dipergunakan ciri-cirinya yakni
1.      Mementingkan pengaruh lingkungan (environmentalistis)
2.      Mementingkan bagian-bagian (elentaristis)
3.      Mementingkan peranan reaksi (respon)
4.      Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
5.      Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu
6.      Mementingkan pembentukan kebiasaan.
7.      Ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal’ atau trial and   error.

2.5       Aplikasi dalam Pembelajaran Behaviorisme
Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
Demikian halnya dalam pembelajaran, pembelajar dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para pembelajar. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar pembelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.

2.6       Implikasi Teori Belajar Behaviorisme
Kurikulum berbasis filsafat behaviorisme tidak sepenuhnya dapat diimplementasikan dalam sistem pendidikan nasional, terlebih lagi pada jenjang pendidikan usia dewasa. Tetapi behaviorisme dapat diterapkan untuk metode pembelajaran bagi anak yang belum dewasa. Karena hasil eksperimentasi bihaviorisme cenderung mengesampingkan aspek-aspek potensial dan kemampuan manusia yang dilahirkan. Bahkan bihaviorisme cenderung menerapkan sistem pendidikan yang berpusat pada manusia baik sebagai subjek maupun objek pendidikan yang netral etik dan melupakan dimensi-dimensi spiritualitas sebagai fitrah manusia. Oleh karena itu behaviorisme cenderung antropomorfis skularistik.
Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pembelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pembelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.
Karena teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka pembelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Pembelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pembelajar.


2.7       Tujuan Pembelajaran Behaviorisme
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut pembelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.
Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila pebelajar menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa pebelajar telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan pebelajar secara individual.














BAB III

PENUTUP


            Kesimpulan
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Terdapat beberapa tokoh yang mengemukakan teori behaviorisme, diantaranya : Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Adapun ciri-ciri dari teori behaviorisme yaitu adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
 Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Implikasi yang digunakan dalam teori ini yaitu bahwa pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka pembelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat yang bertujuan menuntut pembelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.
Saran
 Kami menyadri bawasannya penyusun dari makalah ini hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah Swt hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya kami hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penyusun, pembaca, dan bagi semua mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.















DAFTAR PUSTAKA


Bell Gredler, E. Margaret. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali
Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta:        Depdikbud
      Gage, N.L., & Berliner, D. 1979. Educational Psychology. Second Edition, Chicago:  Rand Mc. Nally

      Light, G. and Cox, R. 2001. Learning and TeacTeori Belajar Behavioristik

      Paul Chapman Publising Slavin, R.E. 1991. Educational Psychology. Third Edition. Boston: Allyn and Bacon
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon



















[1] E. KOSWARA.1991.TEORI-TEORI KEPRIBADIAN .Bandung: Eresco

Kamis, 22 Agustus 2013

Singapore dan Israel

Singapore dan Israel

Siapa sangka negara singapore yang luasnya setengah dari Jakarta memiliki kekuatan yang mampu menyerang negara kita. Mungkin kemarin kita bisa mengusik mereka dengan kabut asap yang tercipta akibat kebakaran hutan Riau.  Kejadian itu membuat kita sombong dan mengejek negeri mungil itu. “Singapore mah tinggal diserang make asap aja”.  Saya sebagai orang Indonesia merasa tidak yakin bisa menyerangnya untuk kondisi Indonesia yang saat ini. Kenapa? Di singapore banyak sekali kantor-kantor pusat perusahaan multi-internasional. Kalau diserang para pengusaha akan mengintervensi negara-negara lain untuk membantunya. Apalagi kalau untuk menghancurkan Indonesia yang mayoritas orang muslim, pasti mau.
negara kecil yang kini menjadi salah satu negara paling stabil dan kuat di Asia ini ternyata dibalik pendiriannya ada peran Israel. Israel atau orang yahudi untuk abad sekarang merupakan masa kejayaannya. Negara-negara kuat dan besar di bawah kendalinya. AS juga Inggris jika dipelajari sejarahnya pasti ada peranannya.
Karena singapore yang sekarang dibahas, maka saya akan mengajak teman-teman untuk menelusuri sejarahnya. Materinya murni saya dapat dari Kaskus.com dari buku apa lupa lagi judulnya yang ditulis oleh Herry Nurdi, penulis yang sudah menerbitkan buku tentang Zionisme dan buku berjudul “Nge-fans sama Rasul”
Bagian dari Gerakan Zionisme Internasional

Pada tahun-tahun 1960-an awal dirintisnya keterlibatan Israel dan Yahudi untuk turut membangun negara yang baru mulai berdiri, Singapura.
Pada awal tahun 1965, ketika di Indonesia terjadi gejolak PKI, di Malaysia juga terjadi sebuah gejolak yang kelak mengantarkan lahirnya sebuah negara baru, Singapura. Dalam penuturannya, Lee Kuan Yew mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi konsentrasinya pada awal-awal berdiri Singapura.

Pertama, tentu adalah pengakuan internasional atas lahirnya negara baru ini. Dan untuk membantunya mengatasi masalah yang satu ini ia memilih Sinnathamby Rajaratnam menjadi Menteri Luar Negeri, seorang yang disebut Lee Kuan Yew sebagai seorang yang anti penjajahan tapi bukan seorang yang radikal. Rajaratnam pula yang menyiapkan segala kebutuhan untuk hajatan bulan September 1965, di markas PBB di New York, sebuah presentasi negara baru.

Hal kedua terbesar yang menjadi perhatian Lee Kuan Yew adalah masalah keamanan dan pertahanan. Pada awalnya ia hanya memiliki dua batalion pasukan, itupun berada dalam komando seorang brigadir dari Malaysia, Brigadir Syed Muhammad bin Syed Alsagoff yang menurut Lee seorang Arab Muslim dengan kumis yang siap setiap saat mengambil alih negara Singapura. Ia harus menyiapkan angkatan bersenjata dan sistem pertahanan dalam waktu dekat, untuk menghadapi kelompok-kelompok radikal, terutama beberapa pihak di Malaysia yang tak setuju dengan kemerdekaan Singapura. Kelompok yang satu ini, dipercaya akan mengganggu proses kemerdekaan Singapura, oleh Lee Kuan Yew.

Untuk mengatasi masalah pertahanannya, pada awalnya, Singapura meminta bantuan dan menghubungi Mesir untuk menyiapkan angkatan bersenjata. Tapi, Mesir tak segera memberikan jawaban yang pasti, padahal kebutuhan demikian mendesak untuk diselesaikan. Tapi sebenarnya, sebelum pemisahan terjadi, Israel telah menjalin hubungan dengan benih-benih founding fathers Singapura. Mordechai Kidron, duta besar Israel di Bangkok sejak tahun 1962 sampai 1963 telah mencoba untuk mendekati Lee Kuan Yew dan menawarkan jasa untuk menyiapkan pasukan bersenjata. Tapi saat ini, Lee Kuan Yew menolaknya dengan beberapa alasan, salah satunya adalah pertimbangan Tuanku Abdul Rahman dan masyarkat Muslim di wilayah Singapura yang kemungkinan tidak akan setuju. Dan jika mereka tidak setuju, menurut Lee, bisa memancing kerusuhan yang tidak terkendali dan merugikan bagi rencana kemerdekaan Singapura.

Tapi akhirnya, Lee melirik tawaran ini. Di saat yang sama, Lee Kuan Yew juga mengirim dan menunggu jawaban dari India dan Mesir. Ia mengirim surat ke Perdana Menteri India, Lal Bahadur Shastri dan Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser. Dari Mesir Lee Kuan Yew mendapat jawaban, bahwa Nasser menerima dan mengakui kemerdekaan negara Singapura, tapi tidak memberikan jawaban pasti atas permintaan bantuan militer. Dan itu yang memicu kekecewaan Lee Kuan Yew yang langsung memerintahkan untuk memproses proposal Israel untuk menyiapkan militer Singapura. Tokoh lain yang berpengaruh dalam hubungan Singapura-Israel adalah Goh Keng Swee. Lee Kuan Yew memerintahkan Keng Swee untuk menghubungi Mordechai Kidron, duta besar Israel yang berkedudukan di Bangkok pada tanggal 9 September 1965, hanya beberapa bulan setelah pemisahan Singapura dari Malaysia. Dan hanya dalam beberapa hari, Kidron telah terbang ke Singapura untuk menyiapkan keperluannya bersama Hezi Carmel salah seorang pejabat Mossad.

Bertahun-tahun kemudian Hezi Carmel dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa Goh Keeng Swee berujar kepadanya hanya Israel lah yang bisa membantu Singapura. Israel adalah negara kecil yang dikepung oleh negara-negara Muslim di Timur Tengah, tapi memiliki kekuatan militer yang kecil tapi kuat dan dinamik. Bersama Keng Swee, Kidron dan Hezi menghadap Lee Kuan Yew.

Perlu digarisbawahi di sini, bahwa proposal Israel yang telah diajukan sejak tahun 1960, adalah sebuah hasil dari kajian mendalam tentang masa depan Singapura dan percaturan politik di Asia Tenggara. Bukan Singapura yang aktif untuk meminta Israel masuk, tapi Israel lah yang pertama kali menawarkan diri agar bisa terlibat secara aktif di wilayah Asia Tenggara. Tentu saja ini bukan semata-mata kebetulan, tapi berdasarkan perencanaan yang matang dari gerakan Zionisme internasional. Menempatkan diri bersama Singapura, sama artinya menjadi satelit Israel dan kekuatan Yahudi di Asia Tenggara.
The Mexicans

November 1965, tim kecil dari Israel yang dikomandani Kolonel Jak (Yaakov) Ellazari tiba di Singapura (kelak ia dipromosikan pangkatnya menjadi Brigadir Jenderal, bahkan setelah pensiun pun ia menjadi salah satu konsultan senior untuk masalah-masalah pertahanan dan keamanan bagi Singapura). Dan disusul oleh tim yang lebih besar lagi pada bulan Desember 1965. Mereka menggunakan kata sandi The Mexicans untuk membantu Singapura.

Kedatangan tim The Mexicans ini sebisa mungkin dirahasiakan dari sorotan publik. Maklum, Singapura adalah negara muda yang dikeliling oleh negara-negara Muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan juga Thailand. Lee Kuan Yew juga tidak ingin menimbulkan perdebatan di antara penduduk Singapura yang Muslim.

Pada saat yang sama dengan perintisan ini, Israel sendiri telah menyiapkan bantuan militernya langsung ke Singapura berdasarkan order dari Kidron dan Hezi Carmel. Tokoh-tokoh penting Israel yang turun berperan mengambil keputusan pembangunan militer Singapura ini adalah Yitzhak Rabin, kepala staff pemerintahan Israel kala itu, Ezer Weizmann dan juga Mayor Jenderal Rehavam Zeâ??evi, yang kelak menjadi menteri perumahan Israel dan tewas karena serangan Hamas pada tahun 2001.
Zeâ??evi sendiri yang menjadi pimpinan proyek dan terbang ke Singapura dengan nama samaran Gandhi. Rehavam Zeâ??evi yang telah menggunakan nama Gandhi berjanji akan membangun kekuatan militer Israel sebagai kekuatan militer yang belum pernah ada di wilayah Asia Tenggara. Dengan dibantu oleh Ellazari dan Letnan Kolonel Yehuda Golan, Zeâ??evi mulai bekerja. Salah satu yang dibangun dengan serius adalah buku panduan yang diberi nama “Brown Book” atau Buku Coklat, blue print buku panduan militer Singapura yang benar-benar dibuat Israel.

Buku Coklat adalah buku panduan untuk perang langsung atau combat. Setelah buku ini selesai, buku panduan lanjutannya digarap pula dengan nama sandi Buku Biru atau “Blue Book” yang mengatur segala macam strategi pertahanan dan gerakan intelijen. Buku Coklat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan segera dikirim ke Singapura dari Israel.

Tanggal 24 Desember 1965, enam orang perwira Israel tiba di Singapura. Mereka mengemban dua tugas yang berbeda. Tim perwira pertama bertugas untuk membangun dan membentuk kementerian pertahanan Singapura, tim ini dipimpin oleh Kolonel Ellazari. Dan tim kedua, yang dipimpin oleh Yehuda Golan bertugas untuk menyiapkan pasukan bersenjata. Persiapan pasukan bersenjata ini pada mulanya merekrut 40 sampai 50 orang yang telah memiliki pengalaman di bidang militer untuk dilatih lebih lanjut.

Terkuat di Asia Tenggara

Tapi kini, kekuatan yang berasal dari 40-50 orang yang dibangun oleh Israel itu telah menjelma menjadi kekuatan militer terbesar di Asia Tenggara, bahkan mengalahkan Indonesia. Anggaran militer Singapura itu 4,4 milyar dolar US. Jauh sekali dibanding dengan Indonesia. Mereka juga punya industri militernya sendiri. Jadi tidak melulu bergantung pada negara-negara asing produsen senjata. Sama persis dengan Israel. Israel, meski dia juga bergantung pada negara produsen senjata dari Barat, tapi dia juga membangun persenjataan mereka sendiri. Singapura sudah bisa membuat dari senjata ringan, mesin hingga artileri, mereka sudah mampu membuat sendiri.

Angkatan bersenjata Singapura, keseluruhan, berjumlah 60.500 pasukan. Jauh di bawah Indonesia. Jumlah itu sudah termasuk 39.800 wajib militer dengan masa dinas 24 sampai 30 bulan. Tapi mereka juga memiliki pasukan cadangan berjumlah 213.800. Jadi, jumlahnya meliputi seluruh penduduk dan populasi Singapura.

Singapura benar-benar telah menjalankan total defense war. Mereka punya wajib militer untuk seluruh penduduk, setiap saat semua warga negara Singapura bisa dimobilisasi, dipersenjatai.

Setiap penduduk Singapura itu sudah ada registrasi militernya, kepangkatannya. Ketika terjadi ancaman atau serangan, maka mereka per daerah atau per wilayah sudah bisa langsung melapor dan bergabung pada markas-markas yang sudah ditentukan. Orang-orang sipil itu tahu pangkat mereka apa, berapa anaknya buahnya dan tugasnya apa. Bahkan senjatanya pun sudah disetor di masing-masing markas. Ini benar-benar seperti konsep Israel, bahwa semua penduduk dewasa adalah tentara. sipil yang militer. Bukan militer yang membangun supremasi di atas sipil.

Angkatan Darat mereka memiliki 50.000 pasukan, tidak terlalu banyak. Angkatan Laut 4.500 dan Angkatan Udara 6.000. Tapi yang menarik adalah, Singapura itu punya Forces Abroad, pasukan-pasukan yang di tempatkan di luar negeri. Bukan pasukan untuk misi internasional, tapi pasukan Singapura sendiri, kebanyakan adalah Angkatan Udara.
Singapura menempatkan pasukannya di Prancis, Australia, Brunei, Afrika Selatan, Taiwan, Thailand dan Amerika. Penempatan pasukan itu disertai dengan penempatan pesawat tempur, pesawat pengintai tanpa awak sampai pesawat pengisi bahan bakar di udara yang kebanyakan di parkir di Amerika.

Kalau dibandingkan dengan kekuatan militer Indonesia? Jauh sekali. Seandainya Indonesia membom Singapura, mereka bisa membalas dengan lebih kuat lagi dari yang bisa dilakukan Indonesia. Jika sekarang kita terbang dengan pesawat komersial ke Singapura butuh waktu 1 jam 20 menit. Tapi kalau untuk melakukan serangan pre-emptif strike, Singapura hanya butuh waktu kurang dalam 30 menit.

Didikan Israel yang sangat disiplin memang menghasilkan kekuatan yang bukan main. Salah satu disiplin yang diterapkan Israel pada para kadet Singapura adalah bangun pukul 5.30 untuk memulai aktivitasnya. Bahkan salah seorang kadet pernah membantah dan memberikan alasan kepada kolonel Golan dengan mengatakan, â??Kolonel Golan, orang-orang Arab tidak ada di sini dan tidak akan menduduki kepala kita. Mengapa kita melakukan latihan segila ini?â?? Dan menjawab komplain para kadet itu, Goh Keng Swee memerintahkan para kadet itu untuk melakukan apa yang diperintahkan Kolonel Golan, jika tidak, mereka akan melakukannya lebih berat lagi. Hanya dalam setahun, latihan yang dibangun oleh Israel ini telah menghasilkan 200 komandan militer yang terlatih.

Selain kekuatan militer darat, Israel juga merancang strategi combating water bagi Singapura. Pada awalnya, mereka membuat sebuah sampan yang mampu mengangku 10 sampai 15 anggota pasukan untuk patroli laut bahkan ke rawa-rawa. Kekuatan tempur laut yang dibangut oleh Israel
Balas Jasa buat Israel

Pada tahun 1967, pecah Perang Enam Hari antara Israel dan negara-negara Arab. Pecahnya perang ini membuat tim Israel di Singapura sempat ketar-ketir, sebab, moral pasukan yang mereka bangun di Singapura bisa saja habis sampai ke dasar cawan jika Israel menderita kekalahan perang. Namun, seperti yang tercatat dalam sejarah, Israel menang mutlak melawan negara-negara Arab dalam Perang Enam Hari tersebut.

Bisa dipahami, kekuatan dan sistem militer Israel di banding negara-negara Arab lainnya, jauh berada di depan. Kemenangan itu pula yang mengantar disepakatinya perjanjian rahasia pembelian 72 Tank AMX-13 light dari Israel yang konon kelebihan produksi. Pembelian dengan diskon ini cukup mengagetkan, pasalnya, pada tahun itu, Malaysia sendiri tak memiliki satu tank-pun.

Dan Singapura memang sengaja menyisakan kejutan tersendiri untuk hal ini. Pada peringatan kemerdekaan, 9 Agustus 1969, dalam parade militer para undangan dikejutkan dengan pameran kekuatan Singapura. Termasuk Menteri Pertahanan Malaysia yang diundang untuk menyaksikan 30 tank buatan Israel yang merayap di jalanan. “Sungguh momen yang dramatis,” ujar Lee mengenang saat itu.
Dan sejak itu pula, terbuka secara umum hubungan Israel dan Singapura. Berikutnya adalah balas jasa yang harus diberikan Singapura pada Israel. Pada sidang umum PBB tahun 1967, negara-negara Arab mensponsori resolusi untuk menveto Israel. Tapi delegasi Singapura yang hadir pada waktu itu menyatakan diri abstain sebagai tanda satu barisan dengan Israel.

Selanjutnya, pada tahun Oktober 1968, Lee Kuan Yew menyetujui pembukaan perwakilan dagang Israel di negara tersebut. Setahun berikutnya, secara resmi tahun Mei 1969, Lee memberikan izin pada Israel untuk membuka kedutaannya di Singapura.

Kondisi yang berlainan terjadi di Indonesia. Dari tahun ke tahun, Indonesia yang menjadi negara besar tetangga Singapura kian tak menentu nasib strategi pertahanan dan militernya. Kondisi itulah yang membuat posisi tawar Singapura pada Indonesia meningkat, bahkan terkesan arogan. Indonesia saat ini berada pada masa transisi yang membuat posisinya lemah.

Pada zaman Soeharto yang kuat, mereka susah untuk mempengaruhi atau masuk lebih jauh ke dalam kebijakan Indonesia secara politis maupun dari sisi supremasi militer. Kekuatan militer di Indonesia masa jayanya ada di bawah Soekarno. Ketika Soeharto berkuasa dengan sistem junta militernya, tidak ada perhatian secara khusus untuk membangun militer Indonesia secara profesional. Seperti kebanyakan rezim pemerintah junta militer, konsentrasi mereka terpecah-pecah untuk mematai-matai rakyatnya sendiri, mengontrol kekuatan politik lawan di dalam negeri, dan itu berakibat tidak terbangunnya militer Indonesia yang profesional. Sekarang ini baru kita melihat hasil ketidak profesionalan itu.

Dulu, Indonesia, menurut Ken Conboy dalam bukunya yang berjudul Kopassus, bisa disebut sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar di Asia Tenggara. Sebagai perbandingan, pada sidang parlemen Singapura tahun 1999 terkuak sebuah informasi, bahwa negara ini menghabiskan sekitar 7,27 milyar dolar dalam setahun, atau sekitar 25% dari anggaran belanja negara untuk alokasi pertahanan. Dan pada tahun 2000, menurut laporan Asian Defense Journal, tak kurang Singapura memiliki empat F-16B, 10 F-16D fighters, 36 F-5C fighters, dan delapan F-5T fighters. Sedangkan Indonesia, kini hanya memiliki enam F-16, itupun tak semuanya bisa dan layak terbang karena terus-menerus melakukan kanibalisasi untuk perbaikannya. Dan pada pemerintahan Megawati, terjadi pembelian pesawat tempur Sukhoi, tapi itu pun tak sesuai dengan kebutuhan Indonesia. Pesawat Sukhoi yang dibeli oleh Departemen Perdagangan itu dirancang untuk perang dan melawan tank yang di Indonesia sama sekali tidak dibutuhkan.

Bahkan saking unggulnya kekuatan Singapura yang dibangun oleh Israel ini, sampai-sampai Lee Kuan Yew membanggakan militernya jauh lebih efektif dari militer Amerika. Soal keamanan, menurut Lee Kuan Yew, Israel jauh lebih efektif dan hebat dibanding Amerika. Lee membandingkan kerja Israel di Singapura dan kerja Amerika di Vietnam. Pada Perang Vietnam Amerika tak kurang mengirimkan 3.000 sampai 6.000 ahli militernya ke Vietnam Selatan untuk membantu Presiden Ngo Dinh Diem yang menjadi kaki tangannya Paman Sam. Hasilnya? Amerika dan kaki tangannya tetap tak bisa menang di Vietnam. Tapi dengan Singapura, Israel hanya mengirimkan sekitar 18 perwira-perwiranya untuk membangun angkatan bersenjata negara muda ini begitu kuat.

Hubungan Singapura-Israel: Ancaman Regional Asia Tenggara

Sejak saat itu berbagai kerjasama dalam jumlah besar tak hanya dalam bidang militer dan pertahanan, tapi juga ekonomi dan politik telah terjadi antara Israel dang Singapura. Dan tentu saja, pada tataran ekonomi dan politik, kekuatan Israel di Singapura telah pula merangsek negara-negara Muslim seperti Malaysia, Brunei dan Indonesia. Termasuk pembelian Indosat dan beberapa bank besar di Indonesia oleh Singapura, secara seloroh usaha aneksasi tersebut telah menjadikan Indonesia provinsi ke sekian dari Israel Raya. Apalagi sejak Singapura menandatangani kesepakatan satelit mata-mata dengan Israel tahun 2000 lalu. Bisa jadi, tak sejengkal pun wilayah, khususnya area-area Muslim di Asia Tenggara lolos dari perhatian Israel.Tahun 2000 lalu, Israel, Singapura yang difasilitasi oleh Amerika Serikat meneken kontrak kerjasama dalam bidang satelit mata-mata senilai satu milyar dolar Amerika. Dan tentu saja untuk urusan keamanan.Atas nasihat Israel pula kini Singapura punya interest yang kuat dalam perdagangan dan kerjasama yang dibentuknya untuk empat hal. Empat hal tersebut adalah di bidang komando, kontrol, komunikasi dan intelijen. Dan kini, lewat doktrin ini pula Singapura tak melepaskan kesempatan emas untuk membeli Indosat dari Indonesia.

Akankah Singapura dengan Israel di belakangnya kelak menjadi ancaman bagi negara-negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina dan Thailand yang notabene bisa disebut representasi negara Muslim? Jika kelak terbukti Singapura adalah ancaman, sesungguhnya tak mengherankan, sebab kini banyak signal dan indikasi yang menyebutkannya. Terlebih ketika isu terorisme menghantam Indonesia, Singapura menjadi corong paling dekat yang menyakitkan telinga warga Indonesia.
Tudingan Singapura terhadap Indonesia

Beberapa tahun lalu, Indonesia dibuat heboh oleh pernyataan Senior Ministry Singapore Lee Kuan Yew. Dalam pernyataannya yang dikutip harian The Strait Times, Singapura, Lee mengatakan, â??Singapura tidak akan merasa aman selama teroris berkeliaran di Indonesia.â??
Media massa menjadikan berita ini sebagai komoditi utama dalam pekan itu. Hampir semua media menurunkan laporan utamanya tentang komentar Mr. Lee. Agar lebih obyektif menulis tentang Singapura dalam catatan kali ini, beberapa saat lalu, penulis pernah menghubungi Profesor Bilveer Singh, Guru Besar Political Science di National University of Singapore. Saat dihubungi ternyata beliau sedang berada di New Delhi, India, membuka sebuah seminar dan konferensi politik.
Lebih dari satu jam penulis berbincang dengan Profesor Bilveer lewat telepon. Tentu saja yang menjadi inti perbincangan tersebut adalah pernyataan Mr. Lee.

Menurut Bilveer Singh, pernyataan Menteri Senior tersebut menjadi terasa sangat pedas karena memang dipedas-pedaskan oleh media massa. “Saya kira pernyataan Pak Lee itu biasa saja dan tidak tajam. Pak Lee justru membela Indonesia dalam pernyataannya.”
Lalu Bill, panggilan Profesor Bilveer, bercerita tentang latar belakang Lee Kuan Yew berkata demikian.
Beberapa waktu lalu, kepolisian Singapura, kata Bill, menangkap 18 orang yang berencana, bahkan sudah membeli sebanyak 21 ton TNT untuk meledakkan beberapa titik yang disebutnya sebagai tempat Israel dan Amerika di Singapura. Tapi ada lima orang lagi yang disebut-sebut melarikan diri ke Indonesia. Menurut Lee, kata Bill, pemerintah Indonesia sudah dihubungi tentang hal ini, tapi tidak menunjukkan respon yang berarti. Bill juga tak lupa memberi keterangan bahwa pelaku, semua pelaku itu adalah Muslim.

 “Absolutely Pak, 100% Muslim Pak,” ujarnya dari seberang telepon.
Penulis sempat melakukan cross-check pernyataan larinya pelaku teror dari Singapura ke Indonesia pada Pak ZA Maulani, mantan KABAKIN di era presiden Habibie. Dalam obrolan dengan Pak Maulani yang kebetulan mampir ke kantor, penulis bertanya apakah mungkin yang diungkapkan Bill di atas.

“Nggak mungkin, mustahil itu,” jawabnya. Di Singapura, kata Pak Maulani, orang makan permen karet dan membuang, apalagi menempelkannya sembarang bisa ketahuan dan kena hukuman. Banyak turis yang ada di sana bermasalah dengan polisi setempat gara-gara di kantong mereka ditemukan buble gum.
Jika permen karet saya bisa diketahui, apalagi TNT yang bentuknya batang dan dalam jumlah yang tidak sedikit, 21 ton, maka tidak menutup kemungkinan ini adalah sebuah rekayasa. TNT dalam bentuk batangan pasti memerlukan beberapa kontainer untuk mengangkutnya. Saya jadi semakin curiga bahwa di balik ini ada operasi intelijen. Apalagi keterangan Pak Maulani tentang dokumen Jibril yang disebut sebagai pijakan pemerintah Singapura menindak dan menangkap 18 orang yang disebut sebagai teroris itu tidak valid dan bikinan pihak ketiga.
Tapi lagi-lagi, keterangan ini dibantah oleh Bill yang menyebutkan bahwa pemerintah Singapura telah melakukan penyelidikan mendalam. “Ini tidak mungkin operasi intelijen. Tidak Pak,” ujar Bilveer Singh.

Penulis tidak akan memperdalam informasi mana yang benar, tapi yang pasti, penulis menggaris bawahi kalimat Bill yang mengatakan, “100% Muslim Pak, absolutely.” Pernyataan itu bagi saya menjelaskan sesuatu, bahwa memang ada rencana yang memang sudah disiapkan entah oleh siapa untuk beberapa komunitas Muslim. Tentang hal ini, Bilveer sendiri mengakui memang ada sesuatu yang ia katakan sebagai rencana busuk. “Saya tahu benar bahwa Barat senang membusukkan Islam, kelompok Yahudi dan Kristen garis keras berusaha membusukkan Islam. Islam bagi mereka sama dengan teroris, ini bahaya Pak. Islam is peace,” kata Bilveer.

Perjalanan Panjang Singapura menjadi “Singa” di Asia

Singapura yang pada zaman Singasari kita sebut sebagai Tumasik, adalah sebuah negara dengan luas, tak lebih besar dari Kabupaten Karawang, JawaBarat. Sebuah negara nir sumber daya alam dan kekayaan bumi. Sebuah negarayang benar-benar tak bisa menggantungkan kehidupannya dengan kekayaanalam. Sir Thomas Stamford Raffles pada awal abad 19,tepatnya 1819 mulai merintis “kehidupan” di Tumasik. Raffles yang tahu Tumasik secara geografis menjadi perlintasan dagang internasional mulai menyewanya dari seorang pangeran Melayu.

Tahun berjalan, zaman berganti. Pada tahun 1942 tentara Dai Nippon
mengalahkan sekutu di beberapa wilayah Asia, termasuk Indonesia, Malaysia,Kalimantan Utara (kini Brunei, red) dan juga Singapura. Peristiwa iniadalah salah satu kurun yang paling mengejutkan bagi Singapura yang sama sekali tak pernah menyangka Inggris kalah oleh tentara Matahari Terbit.
Jepang masuk ke Singapura pada 12 April 1942 dan mengganti namanya dengan Syonan, yang artinya Cahaya dari Selatan. Penamaan ini berkaitan pula dengan posisi strategis yang dimiliki Singapura. Sebuah pulau kecil yang nantinya akan menjadi negara dari selatan dan turut berperan besar dalam percaturan dunia. Mengapa Singapura diidentikkan sebagai selatan, sekedar informasi, karena memang selamanya penjajahan konon selalu datang dari utara. Coba saja perhatikan, dan sebagai tambahan bahan tentang Utara-Selatan ini bisa membaca novel Pramoedya Ananta Toer, Arus Balik.

Tapi Jepang tak lama-lama memegang kemenangan yang telah diraihnya. Setelah direbut kembali oleh Inggris, Singapura menjadi sebuah pulau tambang uang untuk melunasi utang-utang yang dimiliki Inggris. Tak hanya Singapura tepatnya, Malaysia dan Brunei pun terkeruk juga untuk melunasi utang yang diakibatkan perjanjian Lend
and Lease Act, perjanjian pembayaran biaya sewa alat-alat perang pada Amerika. Tentang hal itu bisa dibaca di buku The Genesis of Malaysia Konfrontasi: Brunei and Indonesia 1945 â?? 1965 karya Greg Poulgrain.

Roda zaman terus bergulir dan Singapura pun menjadi negara mandiri setelah melepaskan diri dengan Malaysia pada tahun 1965. Lee Kuan Yew menjadi The Founding Father of Republic Singapore. Negara yang hanya memiliki garis pantai 150.5 kilo meter ini pelan-pelan tapi pasti menjadi negara yang berbeda dengan negara-negara di Asia Tenggara umumnya. Baik secara demografis, maupun sejara finansial. Secara demografis, etnis Cina menjadi mayoritas di negara ini dengan jumlah kurang lebih 75 persen dari total penduduk 3 juta. Sisanya 25 persen dibagi-bagi beberapa etnis, Melayu, Tamil dan juga India. Secara finansial, karena tidak memiliki sumber daya alam satu pun, orientasi ekonomi Singapura sejak awal mengarah pada industri jasa. Profit oriented inilah yang membuat Singapura membuka dirinya bagi siapa saja, atau negara mana saja yang ingin menanamkan modal dan bekerjasama.

Singapura tidak salah dalam hal ini. Singapura harus menggunakan cara ini sebab ia beda dengan Brunei yang melimpah sumber daya dan kekayaan alamnya. Satu-satunya cara agar Singapura eksis sebagai negara adalah membuka dirinya dan membangun besar-besaran industri jasa. Dan hal itu berhasil, selain karena Singapura memang strategis di jalur pasar dunia, ada beberapa hal lain yang membuatnya menarik di mata Israel dan Amerika.

Ya, dua negara itulah yang masuk Singapura dengan membawa segudang kepentingan. Ditambah lagi Singapura memang terobsesi dan menjadikan Israel sebagai negara model yang akan ia tiru dalam bidang keamanan dan pertahanan. Singapura menjadikan Israel sebagai model percontohan di bidang keamanan dan Switzerland sebagai model di bidang ekonomi. Sebab, Singapura dan Israel nyaris sama dalam bidang yang satu ini. Israel adalah negara kecil (merebut tanah dan berusaha menjadi negara tepatnya) di tengah-tengah komunitas Arab Timur Tengah. Israel adalah masyarakat Yahudi yang dikepung orang-orang Arab. Sedangkan Singapura merasa dirinya begitu pula, negara kecil dengan mayoritas etnis Cina yang hidup di kawasan Asia Tenggara dengan etnis mayoritas Melayu Muslim pula.

Di poin terakhir inilah (tentang mayoritas Muslim Melayu), kepentingan
Israel, Amerika dan Singapura bertemu, melakukan simbiosis mutualisme, saling menguntungkan, saling memberi manfaat dan memanfaatkan. Sebetulnya tak ada yang salah jika Singapura mengeruk keuntungan dari kerjasamanya dengan Israel dan Amerika. Negara harus tetap berjalan, dan untuk itu diperlukan biaya yang tidak ringan. Semua kemungkinan capital investment harus digali, dan lebih lanjut dimanfaatkan, dan yang mempunyai peran besar dalam hal ini adalah Israel dan Amerika.

Memang tak ada yang salah, selama proses dan pencapaian tidak
mengorbankan, melindas, melibas dan melakukan intrik politik yang tidak sehat. Tapi dalam kasus ini tampaknya memang ada yang salah. Dalam masa-masa kemerdekaan Indonesia, nama Singapura bukan barang baru dalam kosakata intelijen internasional, terutama intelijen Amerika dan Inggris. Lewat Singapura beberapa rencana menghalangi Indonesia merdeka pernah dirilis oleh Kerajaan Inggris.

Saat Republik Indonesia baru seumur jagung, beberapa aspirasi yang tak terakomodasi menjelma menjadi sebuah pemberontakan, baik dari tubuh yang menamakan diri kelompok nasionalis, komunis sosialis, maupun dari kekuatan Islam. Dan salah satu yang menonjol adalah PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) di Sumatera pada tahun 1958. Sebelumnya, letupan-letupan kecil yang menjadi embrio pemberontakan telah nampak dengan terbentuknya berbagai dewan, di Sumatera khususnya. Ada Dewan Gajah di Sumatera Utara, Dewan Banteng di Sumatera Barat, Dewan Garuda di Sumatera Selatan, dan Dewan Manguni di Sulawesi Utara. Ahmad Husein, Maludin Simbolon, Barlian dan Sumual adalah tokoh-tokoh dari berbagai dewan tersebut.

Riak-riak aspirasi yang tak terakomodasi ini kemudian menjelma menjadi gelombang besar, salah satunya adalah â??dan ini yang paling dominanâ??karena pihak luar yang tak menginginkan Indonesia merdeka bermain, membantu membesarkan riak yang kecil baik dengan dana, senjata dan juga informasi-informasi intelijen dan strategi. Dalam sebuah buku yang terbit di London, pada tahun 1961 yang berjudul Rebels in Paradise: Indonesia Civil War, James Mossman menulis, â??Bukan rahasia lagi bahwa Inggris dan Amerika Serikat selalu berhubungan dengan kaum pemberontak. Inggris melakukan kontak lewat agennya di Singapura dan Malaysia, dan Amerikalewat Formosa dan Manila.â??

Bahkan tak hanya menyokong kaum pemberontak, Amerika dan Inggris khususnya melakukan provokasi terbuka di beberapa wilayah Indonesia bagian timur yang berbatasan langsung dengan Malaysia yang bekas koloni mereka. Dalam buku The Genesis of Malaysia Konfrontasi: Brunei and Indonesia 1945 â?? 1965 karya Greg Poulgrain Anda akan menemui banyak data yang saya kutip serba sedikit dalam paragrap ini. Inggris tak mau kemerdekaan yang diraih oleh bangsa Indonesia mempengaruhi negara-negara jajahannya yang berbatasan langsung dengan Indonesia seperti Malaysia, Singapura dan juga Brunei. Sebab, jika di ketiga negara ini kemerdekaan Indonesia menjadi inspirasi, rakyat akan menuntut kemerdekaan yang sama dan jelas ini sama artinya Inggris akan kehilangan tambang uang. Karena tak rela kehilangan tambang uang inilah Inggris melakukan beberapa provokasi langsung di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Riau. Pada tahun 1964 saja tercatat 213 provokasi yang dilancarkan pihak Inggris di beberapa wilayah tersebut di atas.

Tentang keterlibatan Singapura, Audrey R. Kahin dan George McTurnan Kahin dalam Subversion as Foreign Policy, The Secret Eisenhower and Dulles Debacle in Indonesia menyebut Singapura sebagai sentral kendali di Asia Tenggara. ??Singapura juga salah satu pusat pengendalian kekuasaan regional baik dengan intelijen maupun dengan pemasokan senjata dan serdadu.â??

Waktu berjalan lagi, komunis tak mendapat tempat di Indonesia dan Islam meski tidak secara politis menguat dengan signifikan dan menjadi mayoritas dari tahun ke tahun. Konstalasi foreign relation yang tadinya Inggris, Amerika, dan Singapura pun berganti menjadi Amerika, Israel dan Singapura. Apalagi setelah Israel terlibat aktif dan sangat dalam pada pembentukan sistem pertahanan dan pasukan bersenjata milik Singapura. Maka tak berlebihan jika ada yang menyebutkan bahwa Singapura, sejatinya adalah satelit, bahkan kepanjangan tangan Israel di Asia Tenggara.

Selesai,,

Sebagai penutup, teman2 lihatlah yahudi walaupun komunitas kecil di dunia ini. Mampu menguasai dunia. Kenapa? Mereka memiliki tujuan yang dibarengi semangat menggapainya. Salah satu tujuannya menghancurkan islam (lihat di misi Zionisme). Dan yang tak kalah penting adalah mereka terorganisir dan taat pada pimpinan. musuh sudah siap muslim masih terpecah belah.

“kecil terorganisir akan kuat dibanding besar tak terorganisir akan lemah”